20 Agustus 2009

Keutamaan & Anjuran Silaturahim


Penyusun : Syaikh Khalid bin Husain bin Abdurrahman
Terjemah : Mohammad Iqbal Ghazali
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
2009 - 1430
﴿ صلة الرحم فضلها والحث عليها ﴾
« باللغة الإندونيسية »
تأليف: الشيخ خالد بن حسين بن عبد الرحمن

ترجمة: محمد إقبال غزالي
مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو

Silaturrahim, Keutamaan dan Anjuran Melaksanakannya

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan nama Allah I yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah I Rabb semesta alam, tidak ada permusuhan kecuali kepada orang-orang zalim, dan kesudahan bagi untuk orang-orang yang bertaqwa. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi r yang terpercaya. Semoga Allah I memberikan rahmat kepadanya, keluarga dan sahabatnya, dan kesejahteraan yang banyak, amma ba'du:

Saudaraku seiman: sesungguhnya silaturrahim termasuk ibadah kepada Allah I yang paling baik dan ketaatan yang paling agung, kedudukan yang tertinggi dan berkah yang besar, serta yang paling umum manfaatnya di dunia dan akhirat. Maka silaturrahim merupakan kebutuhan secara fitrah dan sosial, yang dituntut oleh fitrah yang benar dan dicenderungi oleh tabiat yang selamat. Sesungguhnya sempurnalah dengannya keakraban, tersebar kasih sayang dengan perantaraannya, dan merata rasa cinta. Ia adalah bukti kemuliaan, tanda muru`ah, mengusahakan bagi seseorang kemuliaan, pengaruh, dan wibawa. Karena alasan itulah berlomba-lomba padanya orang-orang mulia yang berakal, maka mereka menyambung (tali silaturrahim) kepada orang yang memutuskan dan memberi kepada orang yang tidak mau memberi, serta bersifat santun kepada yang bodoh. Tidaklah nampak muru`ah kecuali ada padanya tali kekeluargaan yang disambung kembali, kebaikan yang diberikan, kesalahan yang dimaafkan, dan uzur yang diterima.

Sesungguhnya silaturrahim memperkuat kasih sayang dan menambah rasa cinta, serta memperkokoh ikatan kekeluargaan. Nabi r bersabda:
إِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِى اْلأَهْلِ وَمَثرَاةٌ فِى الْمَالِ وَمَنْسَأَةٌ فِى اْلأَثَرِ
"Sesungguhnya silaturrahim adalah rasa cinta di dalam keluarga, menambah harta, dan memperpanjang umur."[1]

Sesungguhnya silaturrahim menambah umur, memakmurkan negeri, menambah keberkahan rizqi, dan memelihara kesudahan yang buruk. Nabi r bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Barangsiapa yang ingin dimudahkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahim."[2]

Maka silatahurrahim merupakan kewajiban yang sangat ditekankan, tidak ada yang memutuskannya dan mengingkarinya kecuali orang yang telah rusak fitrahnya, buruk akhlaknya, jelek tabiatnya, dan ia sudah pantas mendapat kutukan dari Allah I. Firman Allah I:
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ . أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan . Mereka itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. (QS. Muhammad :22-23)
Karena itulah, Allah I memerintahkan dalam kitab-Nya yang mulia untuk menyambung tali silaturrahim di beberapa ayat: Allah I berfirman:

وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَتُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, …. (QS. An-Nisaa`:36)
Dan firman Allah I:
وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. 4:1)

Maksudnya adalah –wallahu 'alam- bertaqwalah kepada Allah I dengan melaksakan taat kepada-Nya dan meninggalkan perbuatan durhaka kepada-Nya, dan takutilah hubungan silaturrahim bahwa kamu memutuskannya, akan tetapi sambunglah dan berbuat baiklah kepadanya.
Maka Allah I menyuruh menyambung hubungan silaturrahim setelah memerintahkan bertaqwa kepada-Nya. Maka Allah I mengingatkan para da'i-Nya yang berada di di antara manusia, agar menyambung tali silaturrahim, karena mereka berasal dari satu jiwa, dan untuk menunjukkan bahwa silaturrahim karena mengharapkan ridha Allah I merupakan salah satu pengaruh taqwa kepada Allah I yang penuh berkah, menjadi tanda meresapnya taqwa di dalam hati, merupakan petunjuk kebenaran iman. Maka manusia yang paling menyambung silaturrahim merupakan manusia yang paling sempurna iman dan paling bertaqwa kepada Rabb-Nya. Kerena inilah, Nabi r merupakan orang yang paling menyambung hubungan silaturrahim dan yang paling bertaqwa kepada Allah I. Karena itulah, Khadijah radhiyallahu 'anha menyebutkan hal itu saat turunnya wahyu pertama kali, ketika beliau r berkata kepada Khadijah radhiyallahu 'anha dan bercerita kepadanya:
إِنِّي خَشِيْتُ عَلَى نَفْسِي
'Sesungguhnya aku merasa khawatir terhadap diriku.' Maka ia berkata, 'Sekali-kali tidak, sesungguhnya Allah I tidak akan pernah menghinakan engkau, sesungguhnya engkau benar-benar menyambung hubungan silaturrahim…'[3]

Di antara besarnya perkara silaturrahim, sesungguhnya Allah I mengambil baginya satu nama dari nama-Nya yang Maha Agung, maka dari Abdurrahman bin 'Auf t, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah r bersabda:
قَالَ اللهُ تعالى: أَنَا اللهُ وَأَنَا الرَّحْمنُ, خَلَقْتُ الرَّحِمَ وَشَقَقْتُ لَهَا اسْمًا مِنْ اسْمِي فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعْتُهُ
"Allah I berfirman, 'Aku adalah Allah I, dan Aku Yang Maha Penyayang, Aku menciptakan rahim, dan Aku mengambilkan baginya satu nama dari nama-Ku. Maka barangsiapa yang menyambungnya niscaya Aku menyambung (hubungan dengan)nya dan barangsiapa yang memutuskannya niscaya Aku memutuskan (hubungan dengan)nya."[4]

Karena berdasarkan ayat-ayat tersebut dan yang lainnya, serta hadits-hadits Nabi r ini, di samping juga yang akan disebutkan, silaturrahim merupakan perkara besar, kedudukan yang tinggi, sanjungan yang indah, dan sebutan yang baik di dunia, dan kesudahan yang indah di akhirat bagi orang yang menyambung hubungan silaturrahim dan melaksanakan hak ini dengan sebaik-baiknya.
Saudaraku sesama muslim: Sesungguhnya silaturrahim merupakan amal shalih yang penuh berkah, dan memberikan kepada pelakunya kebaikan di dunia dan akhirat. Menjadikannya diberkahi di manapun ia berada, Allah I memberikan berkah kepadanya di setiap kondisi dan perbuatannya, baik yang segera maupun yang tertunda. Keutamaannya sangat banyak, profitnya melimpah, buahnya matang, pohon-pohonnya baik yang memberikan makanannya di setiap waktu dengan ijin Rabb-nya. maka diantara keutamaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Silaturrahim merupakan sebagian dari konsekuensi iman dan tanda-tandanya: dari Abu Hurairah t ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ, وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Barang siapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah I dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturrahim, …"[5]

2. Silaturrahim adalah penyebab bertambah umur dan luas rizqi: dari Abu Hurairah t, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah r bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
"Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturrahim."[6]

3. Silaturrahim menyebabkan adanya hubungan Allah I bagi orang yang menyambungnya: dari Abu Hurairah t, ia berkata, 'Rasulullah r bersabda:
إَنَّ اللهَ خَلَقَ الْخَلْقَ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْهُمْ قَامَتِ الرَّحِمُ فَقَالَتْ:هَذَا مَقَامُ الْعَائِذُ بِكَ مِنَ الْقَطِيْعَةِ. قَالَ: َنعَمْ, أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكَ وَأَقْطَعَ مَنْ َقطَعَكَ؟ قَالَتْ: بَلَى. قَالَ: فَذَلِكَ لَكَ.
"Sesungguhnya Allah I menciptakan makhluk, hingga apabila Dia I selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan.' Dia I berfirman: 'Benar, apakah engkau ridha bahwa Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau? Ia menjawab, 'Bahkan.' Dia I berfirman, 'Itulah untukmu.'
Dan dalam satu riwayat al-Bukhari:
فَقَالَ اللهُ تعالى: مَنْ وَصَلَكَ وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَكَ قَطَعْتُهُ
"Allah I berfirman, 'Barangsiapa yang menyambung engkau niscaya Aku menyambungnya dan barangsiapa yang memutuskan engkau niscaya Aku memutuskannya."[7]

4. Silaturrahim merupakan salah satu penyebab utama masuk surga dan jauh dari neraka: dari Abu Ayyub al-Anshari t, sesungguhnya seorang laki-laki berkata, 'Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka.' Maka Nabi r bersabda:
تَعْبُدُ اللهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ.
"Engkau menyembah Allah I dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturrahim."[8]

Dan dalam satu riwayat:
إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أَمَرْتُهُ بِهِ دخَلَ َالْجَّنََّةَ
"Jika dia berpegang dengan apa yang Kuperintahkan kepadanya niscaya ia masuk surga."
5. Silaturrahim merupakan ketaatan kepada Allah I dan ibadah besar, serta petunjuk takutnya hamba kepada Rabb-Nya. Maka ia menyambung tali silaturrahim tatkala Allah I menyuruh untuk disambung. Dan Allah I berfirman:
وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَآأَمَرَ اللهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيَخشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ
dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk. (QS. Ar-Ra'd :21)

6. Sesungguhnya silaturrahim lebih besar dari pada memerdekakan budak. Dari Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits radhiyallahu 'anha, sesungguhnya dia memerdekakan budak yang dimilikinya dan dia tidak meminta izin kepada Nabi r. Maka tatkala pada hari yang menjadi gilirannya, ia berkata, 'Apakah engkau merasa wahai Rasulullah bahwa sesungguhnya aku telah memerdekakan budak (perempuan) milikku? Beliau bertanya, 'Apakah sudah engkau lakukan? Dia menjawab, 'Ya.' Beliau bersabda:
أَمّا إِنَّكِ لَوْ أَعْطَبْتِهَا أَخْوَالَكِ كَانَ أَعْظَمَ ِلأَجْرِكِ.
"Adapun jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya untukmu."[9]

7. Di antara besarnya silaturrahim, sesungguhnya sedekah terhadap keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain. Dari Salman bin 'Amir t, dari Nabi r, beliau bersabda:
... الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
"…Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturrahim."[10]

Dan demikian pula dari hadits Zainab ats-Tsaqafiyah radhiyallahu 'anha, istri Abdullah bin Mas'ud t, ketika ia pergi dan bertanya kepada Nabi r, 'Apakah boleh bersedekah darinya kepada suaminya dan anak-anak yatim yang ada dalam asuhannya? Maka Nabi r bersabda:
لَهَا أَجْرَانِ: أَجْرُ الْقَرَابَةِ وَأَجْرُ الصَّدَقَةِ
"Untuknya dua pahala, pahala keluarga dan pahala sedekah."[11]

Wahai saudaraku sesama Islam: termasuk hak keluarga dan kerabatmu bahwa engkau mengunjungi yang sakit dari mereka, membantu yang fakir, memperhatikan yang membutuhkan dari mereka, mengasihi yang kecil, membantu anak yatim, menghormati yang besar, dan engkau memberikan kepada mereka dengan kebaikanmu kepada selain mereka, engkau memberikan senyum kepada mereka saat bertemu, lembut berkata-kata kepada mereka, berbuat baik dalam berhubungan dengan mereka, dalam arti saling mengunjungi, saling memberi hadiah dan salam, serta saling mendo'akan.
Wahai saudaraku, perkara ini tidak berhenti hanya sampai di sini, tetapi kamu harus menyambung hubungan dengan mereka, sekalipun mereka bersikap kaku dan memutuskan hubungan. Engkau harus tetap bersikap santun kepada mereka, sekalipun mereka bodoh dan jahil. Dengan demikian, engkau telah melebihi mereka beberapa derajat di sisi Allah I, karena begitu banyaknya kebaikanmu dan buruknya sikap mereka, serta jahatnya perilaku mereka bersamamu.
Berbuat baiklah kepada manusia niscaya engkau mendapatkan hati mereka
Sering kali manusia menjadi budak karena perbuatan baik.
Imam Muslim dan Imam Ahmad rahimahumallah meriwayatkan dari Abu Hurairah t, ia berkata, 'Seorang laki-laki datang kepada Nabi r seraya berkata, 'Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki kerabat yang terus kusambung hubungan dengan mereka dan mereka memutuskan, aku berbuat baik kepada mereka dan mereka berbuat jahat kepadaku, dan mereka bersikap bodoh kepadamu sedangkau aku selalu bersikap santun kepada mereka. Beliau bersabda:
لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ, فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ, وَلاَيَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيْرٌ عَلَيْهِمْ مَادُمْتَ عَلَى ذلِكَ.
"Jika engkau benar-benar seperti yang engkau katakan, maka seolah-olah engkau menaburkan bara panas di wajah mereka. Dan senantiasa kemenangan dari Allah I menyertaimu terhadap mereka, selama engkau tetap seperti itu."[12]

Wahai saudara yang mulia: sebagian manusia tidak menyambung hubungan dengan kerabatnya kecuali apabila mereka menyambungnya. Ini pada hakekatnya bukan menyambung tali silaturrahim. Sesungguhnya hal itu hanyalah membalas jasa. Karena sesungguhnya muru`ah dan fitrah yang sehat menuntut untuk membalas jasa kepada orang yang berbuat baik kepadamu, sama saja ia termasuk kerabatmu atau bukan. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash t, dari Nabi r, beliau bersabda:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلكِنَّ الْوَاصِلَ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
"Orang yang menyambung (tali silaturrahim) bukanlah orang yang membalas jasa. Akan tetapi orang yang menyambung (tali silaturrahim) adalah yang apabila diputuskan hubungan (silatarrahim)nya, ia menyambungnya."[13]

Dan dari 'Uqbah bin 'Amir t, aku berkata, 'Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang amalan yang utama,' maka beliau bersabda:
صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأَعْطِ مَنْ حَرَمَكَ وَأَعْرِضْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ
Wahai 'Uqbah, sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu."[14]

Wahai saudaraku, sesungguhnya termasuk silaturrahim bahwa engkau mengampuni kesalahan orang lain, menutupi kekeliruan. Dan tiadalah akal sehat, keutamaan, dan kecerdasan kecuali engkau menyambung tali silaturrahim kepada orang yang telah memutuskan, memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadamu, memaafkan kepada orang yang berbuat zalim kepadamu, dan bersikap santun kepada yang bodoh terhadapmu. Dan bertambahlah kecerdasan, besarlah keutamaan, dan tinggilah jiwa ketika engkau berbaik sangka (husnuz zhan) dengan mereka, dan melihat pada kekeliruan mereka dengan pandangan orang yang mulia lagi toleran.
Hendaklah kita bertaqwa kepada Allah I, takut terhadap murka dan siksa-Nya, dan hendaklah kita menyambung silaturrahim kita. Firman Allah I:
وَأُوْلُوا اْلأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللهِ
Dan orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris mewarisi) di dalam Kitab Allah (QS. Al-Ahzab:6)
Sesungguhnya memutuskan tali silaturrahim merupakan dosa besar yang Allah I memberikan ancaman kepada pelakunya dengan berbagai siksaan dan hukuman, baik di dunia maupun di akhirat. Bagaimana tidak, padahal Rasulullah r bersabda:
اَلرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُوْلُ: مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللهُ
"Rahim bergantung di Arys seraya berkata: Barangsiapa yang menyambung hubunganku niscaya Allah I menyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskan aku niscaya Allah I memutuskan hubungan dengannya."[15]

Maka orang yang memutuskan tali silaturrahim terputus dari Allah I. Dan siapa yang Allah I memutuskan hubungan dengannya, maka kebaikan apakah yang bisa diharapkannya, dan keburukan apakah yang ia bisa aman darinya, baik di dunia maupun di akhirat selama ia masih memutuskan tali silaturrahim? Dari Abu Bakrah t, dari Nabi r, beliau bersabda:
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ فِى الدُّنْيَا مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِى اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
"Tidak ada dosa yang Allah I lebih mempercepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali silaturrahim."[16]

Saudaraku yang mulia: apabila hal itu sudah diketahui, maka ketahuilah, sesungguhnya memutuskan hubungan silaturrahim –semoga Allah I melindungi kita semua- termasuk sebab terhapusnya hati, butanya mata hati, dan terhalang mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Bahkan, terhalang mendapat semua kebaikan. Maka orang yang memutuskan silaturrahim, kehidupannya susah, tidak ada yang menyukai dan menyebutnya. Dan apabila ia disebut orang, maka dengan pembicaraan yang buruk dan sifat yang jelek. Karena memutuskan silaturrahim termasuk kerusakan di muka bumi, Allah I telah memutuskan kepada pelakunya dengan mendapat kutukan dan hukuman yang segera (di dunia) dan tertunda (di akhirat). Firman Allah I:
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ
أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan* Mereka itulah orang-orang yang dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. (QS. Muhammad :22-23)
Dan firman Allah I:
وَالَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ اللهِ مِن بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَآ أَمَرَ اللهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي اْلأَرْضِ أُوْلَئِكَ لَهُمُ الْلَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk(jahannam). (QS. Ar-Ra'd:25)
Dan diriwayatkan dari Nabi r, sesungguhnya beliau bersabda:
إِذَا ظَهَرَ الْقَوْلُ وَخزن الْعَمَلُ وَائْتَلَفَتِ اْلأَلْسُنُ وَتَبَاغَضَتِْ الْقُلُوْبُ وَقَطَعَ كُلُّ ذِي رَحِمٍ رَحِمَهُ فَعِنْدَ ذلِكَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
"Apabila nampak ucapan dan tersimpan amal ibadah, kesepakatan nampak di lidah dan hati saling membenci, serta setiap orang yang mempunyai keluarga memutuskannya. Maka ketika itulah Allah I mengutuk mereka, menulikan mereka, dan membutakan mata hati mereka."[17]

Dan diriwayatkan bahwa orang yang memutuskan tali silaturrahim, amalnya tidak diterima. Dari Abu Hurairah t, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah r bersabda:
إِنَّ أَعْمَالَ بَنِي آدَمَ تُعْرَضُ كُلَّ خَمِيْسٍ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ فَلاَ يُقْبَلُ عَمَلُ قَاطِعِ رَحِمٍ
"Sesungguhnya amal ibadah manusia diperlihatkan setiap hari Kamis malam Jum'at, maka tidak diterima amal ibadah orang yang memutuskan hubungan silaturrahim."[18]

Tahukah engkau, wahai saudaraku yang mulia, kerugian orang yang memutuskan tali silaturrahimnya, maka janganlah engkau termasuk dari mereka. Dan orang yang memutuskan silaturrahim juga membawa dirinya untuk tidak dikabulkan doanya. Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud t pada suatu hari duduk setelah Subuh di satu halqah, maka berkata: 'Aku meminta kepada orang yang memutuskan silaturrahim agar berdiri meninggalkan kami. Sesungguhnya kami ingin berdoa kepada Rabb kami dan sesungguhnya pintu langit tertutup karena orang yang memutuskan silaturrahim.'
Maka janganlah engkau membawa dirimu, wahai si miskin, bahwa doamu ditolak bila kamu berdoa kepada Allah I. Dan orang yang memutuskan tali silaturrahim membuat sial masyarakat yang dia tinggal padanya. Dari Abdullah bin Abi Aufa t, ia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah r bersabda:
لاَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ عَلَى قَوْمٍ فِيْهِمْ قَاطِعُ رَحِمٍ
"Rahmat tidak turun kepada kaum yang pada mereka ada yang memutuskan silaturrahim."[19]
Dan orang yang memutuskan tali silaturrahim terancam tidak bisa masuk surga. Dari Abu Muhammad Jubair bin Muth'im t, dari Nabi r, beliau bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
"Tidak bisa masuk surga orang yang memutuskan (silaturrahim)."[20]

Wallahu 'alam.

[1] HR. Ahmad dan at-Tirmidzi, dan ia berkata: hadits gharib dari jalur ini, dan diriwayatkan oleh al-Hakim, dan ia menshahihkannya, dan disetujui oleh adz-Dzahabi.
[2] Muttafaqun 'alaih, dari hadits Anas bin Malik t. Al-Bukhari 10/348, Muslim 2557, dan Abu Daud 1693.
[3] Muttafaqun 'alaih, dari hadits 'Aisyah radhiyallahu 'anha.
[4] HR. at-Tirmidzi no. 1907, Abu Daud 1694, dan Ahmad 1662 dan 1683.
[5] Muttafaqun 'alaih, al-Bukhari 10/336 dan Muslim no. 85.
[6] Muttafaqun 'alaih, dari hadits Anas bin Malik t. Al-Bukhari 10/348, Muslim 2557, dan Abu Daud 1693.
[7] Muttafaqun 'alaih, 10/349 dan 13/392, Muslim no. 2554
[8] Muttafaqun 'alaih, al-Bukhari 3/208, dan Muslim no. 13.
[9] Muttafaqun 'alaih, al-Bukhari 5/161, Muslim no. 999, dan Abu Daud no. 1690.
[10] HR. at-Tirmidzi 658 dan ia berkata: Hadits hasan, Abu Daud 2355, an-Nasa`i 5/92, Ibnu Majah 1844, dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban no. 892.
[11] Muttafaqun 'alaih, al-Bukhari 3/259 dan Muslim no. 1000.
[12] HR. Muslim no. 2558.
[13] HR. al-Bukhari 10/355, Abu Daud no. 1697, dan at-Tirmidzi no. 1909.
[14] HR. Ahmad dalam al-Musnad.
[15] Muttafaqun 'alaih, al-Bukhari 10/350 dan Muslim no. 2555.
[16] HR. at-Tirmidzi 2511, Abu Daud 4902, Ibnu Majah 4211, dan at-Tirmidzi berkata: hadits hasan shahih, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud.
[17] HR. ath-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir. Lihat Kanzul Umal dan Majma' az-Zawa`id karya al-Haistami.
[18] HR. Ahmad dalam al-Musnad. Lihat Majma' az-Zawa`id.
[19] Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Laits as-Samarqandi no. 158 dan dijelaskan oleh muhaqqiq bahwa Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini dha'if dalam Dha'if al-Jami' no 1463. Namun pengarang mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dan tidak menjelaskan nomor hadits. Wallahu A'lam. Pent.
[20] Muttafaqun 'alaih, al-Bukhari 10/347 dan Muslim no. 2556.

Label:

19 Agustus 2009

Makanan Khas







Tahu Sumedang
Makanan Khas ini, merupakan makanan yang paling di unggulkan, disamping dengan Tahu dengan rasa yang khas, dengan perpaduan sambal yang cocok disajikan dalam segala suasana. Makanan Khas ini dapat didapatkan di semua daerah kabupaten sumedang, di mulai dari kios-kios atau pun toko-toko klontong. Bahkan bisa didapatkan di luar daerah sumedang.
Ubi Cilembu
Ubi ini sangat manis dan pulen, berbeda dengan ubu kebanyakan. Panganan ini banyak terdapat di sekitar kecamatan Tanjungsari, atau apabila anda datang dari arah Bandung, lokasinya antara Jatinangor dan Cadas Pangeran. Cara penyajian ubi ini berbeda dengan ubi lain yaitu dengan dimasak menggunakan oven.
Salak Cipondoh
Buah salak ini banyak terdapat di desa Bongkok kecamatan Congeang dan memiliki ciri dan rasa yang khas. Hampir seluruh masyarakat di desa ini menanamnya karena kebanyakan masyarakat menanam buah ini sebagai mata pencaharian. Buah ini bisa anda temui di daerah Paseh Kabupaten Sumedang, anda bisa mencoba salak Sumedang ini.
Sawo Citali
Buah ini banyak terdapat di desa sukatali kecamatan Situraja. Sawo citali juga memiliki kekhasan baik dari rasa, warna dan bentuknya jika dibandingkan dengan buah serupa yang lain. Sawo Citali merupakan bagian dari makanan khas di daerah Sumedang. Hampir seluruh masyarakat di desa ini menanamnya.
Sale Pisang
Merupakan pangan hasil olahan dari buah Pisang. Rasanya manis dan legit serta sedikit renyah karena dilapisi tepung di luarnya. Makanan khas ini bisa di temukan didaerah Panyingkiran Kabupaten Sumedang.

Label:

Wisata Budaya Sumedang

Museum Prabu Geusan Ulun

Museum ini terletak di kompleks bangunan pemerintahan kira – kira 50 meter di sebelah selatan alun – alun Sumedang. Bisa dengan mudah dicapai oleh semua jenis kendaraan. Sebuah museum keluarga yang dibangun pada tahun 1973.

Benda – benda bekas peninggalan nenek moyang raja – raja/ Bupati Sumedang di zaman Kerajaan Sumedang Larang di simpan di Museum ini. Koleksi yang di simpan di mususeum ini asli peninggalan nenek moyang.
Upacara Adat Ngalaksa
Rancangkalong, kampung yang juga menjadi Ibukota kecamatan ini tak sampai satu jam ditempuh dengan mobil dari kota Sumedang. Di sana ada lima rurukan atau desa yang berdekatan, yaitu Rurukan Cijere, Rancangkalong, Cibunar, Legok Picung dan Rurukan Pasir Biru. Dua abad silam, warga kampung tak pernah alpa melaksanakan sebuah ritual yakni Ngalaksa. Sebuah upacara yang tak hanya diwarnai dengan pementasan kesenian jentreng dengan mengunakan alat musik tersendiri yaitu ngek-ngek, tapi juga dengan ritual yang penuh makna: penghormatan terhadap Tuhan, alam dan sesma manusia, yang semuanya berpusat kepada dewi segala dewi bagi banyak bangsa di dunia, Dewi Sri, Ibu yang Memberi Kehidupan. Masyarakat Sunda juga menyebutnya Sang Hiang Sri atau Nyi Poah Aci.
Makam Tjoet Nyak Dhien
Makam Tjoet Nyak Dhien berada diatas bukit kecil dekat Kantor Pemerintahan Sumedang yang berlokasi di Gunung Puyuh Kec. Sumedang Selatan dan dapat dicapai hanya dengan berjalan kaki.Diceritakan bahwa Tjoet Nyak Dhien diasingkan ke Sumedang dari Tanah Rencong (Sumatera) hingga ia meninggal dunia.Tjoet Nyak Dhien adalah pahlawan nasional wanita berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam.sejarah singkat cut nyakdhien
Makam Marongge

Makam Tjoet Nyak Dhien berada diatas bukit kecil dekat Kantor Pemerintahan Sumedang yang berlokasi di Gunung Puyuh Kec. Sumedang Selatan dan dapat dicapai hanya dengan berjalan kaki.Diceritakan bahwa Tjoet Nyak Dhien diasingkan ke Sumedang dari Tanah Rencong (Sumatera) hingga ia meninggal dunia.Tjoet Nyak Dhien adalah pahlawan nasional wanita berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam.

Label:

Label:

Wisata Alam Sumedang












Cipanas Sekarwangi

Cipanas Sekarwangi terletak 19 km sebelah utara Sumedang, di kaki Gunung Tampomas di Desa Sekarwangi, Kec. Buahdua dan bisa dicapai dengan semua jenis mobil pribadi termasuk transportasi umum melalui jurusan Sumedang Conggeang – Buahdua. Cipanas Cileungsing tidak jauh dari Cipanas Sekarwangi dan mempunyai arah yang sama, terletak di desa Cilangkap Kec. Buahdua sekitar 15 km dari Sumedang dan dapat dicapai dengan berkendaraan disepanjang jalur Sumedang – Conggeang – Buahdua selama 40 menit.

Kampung Toga

Kampung Toga singkatan dari Kampung Tanaman Obat – obatan, terletak 3 km dari alun - alun Sumedang merupakan objek rekreasi keluarga dengan lingkungan pegunungan yang indah dan nyaman yang cocok untuk pertemuan dan pesta. Bentangan alam dengan ketinggian yang berbeda menjadikan kawasan ini memiliki wisata yang beraneka ragam sehingga tersedia fasilitas untuk : • Paraglaiding • Gantole • Track • Arung jeram • Hiking • Jogging • Off Road • Game War • Horse Riding


Gunung Kunci

Gua Gunung Kunci merupakan tempat rekreasi dengan pemandangan alam yang indah, terletak di Sumedang dengan jarak kurang dari 200 m dari Alun – alun atau PEMDA Kabupaten Sumedang. Gua tersebut dibangun pada tahun 1917 pada masa penjajahan Belanda dan digunakan sebagai benteng pertahanan / perlindungan untuk mengepung masyarakat Sumedang.

Curug Sindulang

Curug Sindulang terletak di Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung dan bisa dicapai dengan semua jenis kendaraan umum dan mobil pribadi. Kita bisa menemukan transportasi umum di terminal bus Cicalengka mengambil jurusan Cicalengka – Sindangwangi. Tempat rekreasi yang mempunyai dua air terjun dengan ketinggian 50m. Curug Sindulang jalan masuk terbaik dari Bandung atau Cicalengka perjalanan disepanjang Pegunungan jalan berliku-liku Curug Sindulang menyajikan panorama yang permai.

Wisata Agroteknobisnis

Tempat wisata yang menjanjikan kedekatan dengan alam semakin semarak. Banyak yang menyajikan dengan ke-khas-an masing-masing. Ada yang mengajak pengunjungnya menikmati kedekatan dengan sapi, maksudnya pengunjung diberi kesempatan membelai sapi plus kesempatan belajar memerah susu dari si sapi, asik juga. Ada yang khusus menyajikan kemewahan ber-strawberry-ria. Disini pengunjung langsung berinteraksi dengan sang tanaman, memetik dan menikmati buah strawberry langsung dari pohonnya. Ada juga tempat yang mengijinkan pengunjung untuk pesta duren gratis, dengan syarat tidak boleh ada yang dibawa keluar wilayah wisata tersebut. Dan lain-lain, dan lain-lain, dan lain-lain, yang tentunya sangat positif jika dilihat dari tujuannya yaitu (antara lain) mendekatkan kita ke alam, menikmatinya sambil ikut serta aktif dalam kegiatan didalamnya. Aktif memerah susu, aktif memetik strawberry, aktif membelah duren, yang akan memberi nilai kenikmatan khusus bagi kita, apalagi kalau anak-anak kita pun dilibatkan.

Label:

Label:

Keluarga Besar Drs.Hapip Marzuki



Syariat Islam yang sempurna mengajarkan kaum muslimin untuk selalu meningkatkan kecintaan terhadap saudara semuslim, merekatkan persaudaraan dan kasih sayang. Dan untuk mewujudkan hubungan persaudaraan dan kasih sayang ini, maka syariat Islam memerintahkan untuk menyebarkan salam.
Syiar Islam yang satu ini adalah termasuk syiar Islam yang sangat besar dan penting. Namun begitu, sekarang ini salam sering sekali ditinggalkan dan diganti dengan salam salam yang lain, entah itu dengan good morning, selamat pagi, selamat siang, salam sejahtera atau sejenisnya. Tentunya seorang muslim tidak akan rela apabila syariat yang penuh berkah lagi manfaat ini kemudian diganti dengan ucapan-ucapan lain. Alloh berfirman, “Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?” (Al Baqoroh: 61). Dan sungguh apa yang ditetapkan Alloh untuk manusia, itulah yang terbaik.
Perintah dari Alloh
Alloh berfirman, “Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” (An Nur: 61)
Syaikh Nashir As Sa’di berkata, “Firman-Nya: Salam dari sisi Alloh, maksudnya Alloh telah mensyari’atkan salam bagi kalian dan menjadikannya sebagai penghormatan dan keberkahan yang terus berkembang dan bertambah. Adapun firman-Nya: yang diberi berkat lagi baik, maka hal tersebut karena salam termasuk kalimat yang baik dan dicintai Alloh. Dengan salam maka jiwa akan menjadi baik serta dapat mendatangkan rasa cinta.” (Lihat Taisir Karimir Rohman)
Perintah dari Nabi
Baro’ bin Azib berkata, “Rosululloh melarang dan memerintahkan kami dalam tujuh perkara: Kami diperintah untuk mengiringi jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan menolong orang yang dizholimi, memperbagus pembagian, menjawab salam dan mendoakan orang yang bersin…” (HR. Bukhori dan Muslim). Ibnu Hajar Al Asqolani berkata, “Perintah menjawab salam maksudnya yaitu menyebarkan salam di antara manusia agar mereka menghidupkan syariatnya.” (Lihat Fathul Bari 11/23).
Dari Abu Huroiroh, Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian kerjakan niscaya kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim). Dari Abdulloh bin Salam, Rosululloh bersabda, “Wahai sekalian manusia, tebarkanlah salam di antara kalian, berilah makan sambunglah tali silaturahmi dan sholatlah ketika manusia tidur malam, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” (Shohih. Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)
Etika Salam
Imron bin Husain berkata, “Ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi seraya mengucapkan Assalamu ‘alaikum. Maka nabi menjawabnya dan orang itu kemudian duduk. Nabi berkata, “Dia mendapat sepuluh pahala.” Kemudian datang orang yang lain mengucapkan Assalamu ‘alaikum warohmatulloh. Maka Nabi menjawabnya dan berkata, “Dua puluh pahala baginya.” Kemudian ada yang datang lagi seraya mengucapkan Assalamu ’alaikum warohmatullohi wa barokatuh. Nabi pun menjawabnya dan berkata, “Dia mendapat tiga puluh pahala.” (Shohih. Riwayat Abu dawud, Tirmidzi dan Ahmad)
Dari hadits tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
Memulai salam hukumnya sunnah bagi setiap individu, berdasar pendapat terkuat.
Menjawab salam hukumnya wajib, berdasarkan kesepakatan para ulama.
Salam yang paling utama yaitu dengan mengucapkan Assalamu’alaikum warohmatullohi wa barokatuh, kemudian Assalamu’alaikum warohmatulloh dan yang terakhir Assalamu’alaikum.
Menjawab salam hendaknya dengan jawaban yang lebih baik, atau minimal serupa dengan yang mengucapkan. Alloh berfirman “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” (An Nisa: 86)
Dalam hadits lain Rosululloh bersabda, “Hendaknya orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan. Yang berjalan kepada yang dduk yang sedikit kepada yang banyak.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dalam lafazh Bukhori, “Hendaklah yang muda kepada yag lebih tua.” Demikianlah pengajaran Rosul tentang salam. Namun orang yang meninggalkan tatacara salam seperti pada hadits ini tidaklah mendapat dosa, hanya saja dia telah meninggalkan sesuatu yang utama.
Salam Kepada Orang Yang Dikenal dan Tidak Dikenal
Termasuk mulianya syariat ini ialah diperintahkannya kaum muslimin untuk member salam baik pada orang yang dikenal maupun orang yang belum dikenal. Rosululloh bersabda, “Sesungguhnya termasuk tanda-tanda hari kiamat apabila salam hanya ditujukan kepada orang yang telah dikenal.” (Shohih. Riwayat Ahmad dan Thobroni)

Label:

Label: , , , , ,